Selasa, 23 Juli 2019

Menjelma Waktu

Pagi itu, yang kelabu rupa
menjejalkan muram pada orang-orang
yang bergegas dengan napas yang paling berat.

Pagi itu, yang terjal tampak
menjatuhkan mimpi milik orang-orang
yang tiap harinya memudar.



Lalu, bagaimana aku menjelma pagi?
Dengan keresahan? Dengan keluhan?

Aku ingin menjadi pagi.

Menepuk pundak mereka yang tertunduk,
memeluk tubuh mereka yang redup.

Aku ingin menjadi pagi.

Berharap mereka menanti,
menanti mereka berharap.

Untuk hari ini, pada siang dan senja,
kutitipkan mereka yang kian lelah
yang menggerus dagingnya demi
cita-cita.

Untuk malam, rebahkanlah.
Berikan mimpi paling indah
yang kausimpan di tiap bilik bintang.

Dan langkah kaki tanggal sudah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar