Rabu, 14 Oktober 2015

Kunang-Kunang Jalang

Aku berjanji pada seekor kunang-kunang yang jalang
Melerai percikan darah yang menetes pada lantai yang kotor
Membentuknya kembali menjadi sebuah cahaya yang bergetar kencang
Hingga mampu menembus kamar-kamar usang
Terus pergi sampai mati tak bertemu
Hidup hanyalah ilusi belaka
Yang mengaku tuhan di dunia
Kamu tak tahu
Ketika nafasmu sedang di kudeta raja malam
Hingga akhirnya kau dirajam dengan belati muda
Aku dan kau
Darah dalam cahaya
Si kunang-kunang jalang

Selasa, 06 Oktober 2015

Kertas-Kertas


Apa yang akan aku tulis pada kertas putih yang terlihat masih suci ini? Tidak ada. Aku tak mau melukainya barang setitik. Kasihku pada kertas tersebut sama seperti bapak pada anaknya. Membelainya dengan lembut penuh perasaan. Tapi ini hanyalah kertas. Putih dan tak memiliki sesuatu yang hebat. Hanya bidang yang diperuntukkan tulis atau coretan. Goresan tinta pun takkan melukainya. Bahkan sebaliknya, memberi warna tersendiri pada tubuhnya. Rasanya aku ingin mencumbunya.

Lukamu Kekasih

Kekasih, pergilah menjamah pagi
Hilangkan segala kekalutan hati yang memangkas perasaan
Juga keadaan
Dan berteduhlah di bawah senja yang muram
Seperti sebuah kepercayaan
Aku pulang ketika langit sudah mulai kelam
Redupkan lampu yang masih menyilaukan kita
Diantara malam-malam yang lain
Saat kita sedang berbagi kecupan pada bintang yang tenggelam
Malu pada bulan yang mengintip dari daun jendela
Kau dan aku bersenggama dalam keremangan lilin di gelas kaca