Selasa, 09 Februari 2016

Kritik Sosial Dalam Kisah Percintaan “Awal dan Mira”

            Setelah pusing memikirkan tumpukan tugas, saya merasa butuh hiburan ringan. Lelah sekali rasanya mengerjakan tugas. Meskipun begitu, tugas masih saya kerjakan. Dan beruntung saya memilih tugas yang terbilang menghibur. Tak saya duga naskah “Awal dan Mira” sangat ringan dibaca. Seperti novel saja. Saya bahkan merasa seperti sedang membaca novel ketimbang membaca naskah drama. Tapi ketika saya lihat, naskah ini memang sengaja diubah oleh penerbit pertamanya, yaitu majalah Indonesia yang ternyata lebih mengedepankan karya prosa. Untuk itulah naskah ini dibuat seperti cerita pendek.