Minggu, 30 Agustus 2015

Rantai Kita

Katamu aku adalah bulan
        yang tergantung lemah di langit malam
        ditemani rahasia-rahasia luas yang tak terlukis
Aku katakan kaulah laut
        yang egois dengan diri sendiri
        tak pernah mengizinkan aku bertahan hidup dalam dirimu
Kita bukanlah alam

Kita hanya secercah tinta pada pena
Tapi kita bisa memilih menjadi warna dalam kanvas
Atau kapur pada papan

Waktu juga terlalu tamak
Tak memberikan nafas barang sejenak
Lupakan!
        Masa takkan pernah kita tebak

Cermin

Cermin itu menampakkan diriku
Cermin itu meniru apa yang aku lakukan
Cermin itu menatapku saat aku menatapnya
Cermin itu masih tidak tertipu

Cermin itu diam ketika aku bicara
Cermin itu bernyanyi ketika aku menggerutu
Cermin itu marah ketika aku sedih
Cermin itu masih tak memberi apa-apa

Dan cermin tidak menampakkan diriku

Untuk Sebuah Harapan, Janji, dan Kepasrahan

Pada pelangi malam yang tenang
Bernyanyilah!
Aku tenggelam dalam buai perasaan
Temani aku sejenak untuk merebahkan gelisahku

Pada air yang mengalir
Berjanjilah!
Menyampaikan janjiku pada hilir
Yang telah ku tempatkan pada hulu

Tegakkanlah kepercayaanku yang memudar
Yang melebur menjadi satu dengan penyesalan
Akankah aku kembali berdiri?
Pastikanlah dengan renungku

Langit, bumi, surga, dan neraka
Tenanglah!
Aku sedang berjalan dengan kesunyian

Yang dituntun ratapan dan tangisan